informasi

INFORMASI

"Pengurus Rukun Tetangga 01 RW 08 BCA Pamengkang mengucapkan, " Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1442 H," ......// "Mari kita jegah penyebaran virus corona dengan 1) Pake masker, 2) Jaga Jarak,3) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir" .

Sabtu, 11 Januari 2014

Tata Cara Memandikan Jenazah




Cara / kaifiyah memandikan jenazah
Tata Cara Memandikan Jenazah dalam Islam

1.             Meletakkan jenazah ditempat pemandian jenazah.

Setelah jenazah diletakkan di atas ranjang yang biasa digunakan untuk memandikan jenazah, dan setelah pakaiannya ditanggalkan dan ditutupi auratnya ditutupi dengan kain mulailah dengan :
Membengkokkan tubuh mayat secara perlahan dan mendudukkannya sampai posisi hampir duduk kemudian Letakkan tangan kanan pada perut jenazah lalu tekan secara perlahan sebanyak tiga atau lima kali supaya sisa-sisa kotoran dapat dikeluarkan.
Tujuan menekan perut secara perlahan bukanlah untuk memaksa isi perut keluar namun untuk mengeluarkan sisa kotoran yang memang sudah mau keluar.

Jika tidak dikeluarkan terlebih dahulu terkadang ia keluar ketika proses pemandian sedang berlangsung atau sedang dikafani,jika hal tersebut terjadi maka jenazah harus dimandikan dan diwudhukan kembali. 

Dalil yang mendasari adalah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Sulaim RA, bahwa Rasulullah bersabda :
[Jika seorang wanita meninggal, maka orang yang ingin memandikannya harus terlebih dahulu menekan perutnya secara perlahan-lahan, jika ia tidak sedang mengandung, jika sedang mengandung maka janganlah menggerak-gerakan perutnya][HR Baihaqi]

2.             Menggunakan sarung tangan.

Jika yang memandikan tidak memperoleh sarung tangan, maka lapisi tangan kirinya dengan kain, untuk membersihkan tubuh jenazah. Bersihkan tubuh jenazah dari bawah kain penutupnya dan berusaha sebisa mungkin untuk melebarkan telapak tangannya ketika membersihkan kemaluan jenazah. Jangan berlama-lama didaerah itu hingga bisa mengetahui ukurannya, untuk menghormati jenazah. Untuk bagian dubur, maka gerak-gerakan tangan di daerah itu sampai sekira-kiranya bersih. Ketika sedang membersihkan orang yang mendampinginya menyiramkan air ke bagian yang sedang dibersihkan tersebut.

3.              Mengganti Sarung tangan.

Hendaklah mengganti sarung tangan atau kain pelapis yang sudah digunakan untuk membersihkan tadi dengan yang baru jika memungkinkan untuk menjaga kebersihan.

4.             Mewudhukan Jenazah.

Jenazah diwudhukan seperti wudhunya orang yang hendak melaksanakan shalat.
  • Pertama bacalah basmalah.
  • Cuci kedua telapak tangannya.
  •  Ambil sedikit kapas yang telah dibasahi air setelah itu gosoklah mulutnya, gigi serta gusinya, lakukan sebanyak tiga kali, dengan mengganti kapas setiap membersihkan.
  •  Ambil kapas lagi yang telah dibasahi air untuk membersihkan bagian dalam hidungnya sebanyak tiga kali.
  • Basuhlah wajahnya sebanyak tiga kali dengan menekan bagian hidung dan mulutnya untuk menghindari air masuk.
  • Basuhlah kedua tangannya sampai siku sebanyak tiga kali.
  • Usaplah kepalanya dilanjutkan dengan kedua telinganya.
  • Basuhlah kedua kakinya hingga kedua mata kaki.

Jangan mewudhukan jenazah lebih dari sekali jika tidak diperlukan (seperti keluarnya kotoran dari dubur).

Penggunaan kapas untuk membersihkan gigi dan hidung adalah jalan untuk mengganti kumur-kumur yang biasa dilakukan untuk membersihkan mulut pada saat kita berwudhu.

Menutup hidung dan mulut saat membasuh wajah dilakukan agar air tidak masuk ke dalam perut yang dapat mengubah isi perut yang bisa menyebabkan lambungnya busuk dan terkadang bisa keluar sesuatu dari dalam perutnya.

5.             Memandikan Jenazah.

Bidara adalah sejenis pohon teratai, dimana daunnya diambil dan dikeringkan kemudian ditumbuk dengan halus. Fungsinya adalah alat pembersih. Pada zaman sekarang sama dengan sabun.

Proses pemandian pertama (campuran air dan sabun/bidara)

1.             Siapkan air yang telah dicampur dengan sabun/bidara.
2.             Ambillah busa sabun/bidara untuk mencuci kepala, muka, dan ketiak.
3.             Sirami kepala jenazah dengan air yang sudah dicampur dengan sabun/bidara sebanyak tiga kali.
4.             Mandikan bagian kanan mulai dari (dengan posisi jenazah terlentang) :
1)   tangan kanan yakni dari pundak hingga telapak tangan.
2)   bagian kanan leher
3)   separuh yang kanan dari dada, perut, paha, hingga betis

5.             Miringkan jenazah ke kiri untuk memandikan bagian punggung sebelah kanan dengan tidak menyiram wajahnya, masih dalam posisi miring siram bagian pangkal paha, paha hingga betis, kemudian kembalikan posisi semula.
6.             Lanjutkan pada bagian yang kiri dengan langkah-langkah yang sama seperti memandikan bagian kanan, begitu pula untuk memandikan bagian punggung sebelah kiri dengan memiringkannya ke kanan.
7.              Ratakan tubuhnya dengan air, dari kepala hingga ujung kaki dengan posisi terlentang namun jangan sampai menyiram wajah dengan air.

 Proses Pemandian Kedua (Campuran air dan Sabun/bidara)

Memiliki proses dan langkah yang sama dengan proses pemandian pertama. Pada dasarnya proses pemandian pertama dan kedua sama dengan mandi jinabat pada orang yang masih hidup, namun bedanya membalikkan bagian kiri jenazah untuk memandikan bagian punggung sebelah kanan, begitu pula sebaliknya. 

Dalil yang mendasari proses pemandian ini adalah 
[Ummu Athiyah berkata Beliau (nabi Muhammad) memerintahkah kami, Siramlah tubuhnya mulai dari bagian kanan dan tempat tempat wudhunya][Bukhari (167) Muslim (939)

Proses Pemandian Ketiga (Campuran Air dan Kamper)

  Kamper digunakan dalam campuran karena memiliki fungsi sebagai pengharum, dapat mendinginkan
  tubuh, mencegah darah mengalir serta menjauhkan dari serangga atas seizin Allah swt.
  • Aduk kamper yang sudah dihaluskan dan dicampur dengan air. 
  •  Siramkan ke kepala jenazah sebanyak tiga kali. 
  • Siramkan kepada bagian tubuhnya yang kanan lalu kiri, bagian depan dahulu kemudian bagian belakang. 
  • Ratakan seluruh tubuhnya dengan air campuran tadi seperti proses pemandian sebelumnya.

Tidak perlu mengulangi wudhu atau menggosok gosok tubunya, karena kamper berfungsi sebagai pewangi bukan pembersih. Proses pemandian ketiga ini dapat membersihkan sabun/bidara yang masih menempel pada tubuh jenazah.

Jika jenazah tampak belum bersih dapat dilakukan pemandian sebanyak 5 atau 7 kali, dan penggunaan campuran air dengan kamper dilakukan pada proses pemandian terakhir yakni pemandian kelima atau ketujuh.

Dalil yang mendasari adalah hadits yang diriwayatkan dari Ummu Athiyah bahwasanya Rasulullah SAW bersabda
[Mandikanlah ia sebanyak tiga kali atau lima kali (atau tujuh kali) atau lebih dari itu jika kalian anggap perlu. Aku bertanya apakah harus ganjil? benar jawab Rasulullah SAW setelah itu campurkan kamper pada siraman terakhir][Bukhari dan Muslim]

6.        Mengeringkan jenazah.

Gunakan lap untuk mengeringkan jenazah agar kain kafan tidak basah, sesuai dengan dalil,
[Apabila telah selesai memandikannya maka berilah kain yang bersih][Bukhari (1254) dan Muslim (939)]
        
7.         Mengganti kain penutup.

Kain penutup pada saat proses pemandian harus diganti karena basah dan mengandung bidara dan kamper. Caranya dengan membentangkan kain penutup yang baru diatas kain yang lama yang menutupi aurat jenazah kemudian tarik kain yang lama secara perlahan agar aurat tidak terlihat.

8.           Memindahkan jenazah. 

         Pindahkan jenazah dengan keranda ke tempat pengkafanan untuk proses mengkafani.

Demikian kaifiyah / cara memandikan jenazah mudah-mudahan bermanfaat, amin.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar