informasi

INFORMASI

"Pengurus Rukun Tetangga 01 RW 08 BCA Pamengkang mengucapkan, " Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 1442 H," ......// "Mari kita jegah penyebaran virus corona dengan 1) Pake masker, 2) Jaga Jarak,3) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir" .

Senin, 11 November 2013

Indahnya Hidup Bertetangga


Salah satu yang harus kita nikmati dalam hidup adalah bagaimana rukun dengan tetangga kita. Kita tidak bisa memilih tetangga yang selalu sesuai dengan keinginan kita.

Tetapi kita harus bisa menyikapi setiap tetangga dengan sikap terbaik kita. Kelebihannya kita sikapi dengan sikap terbaik, sehingga menjadi ladang yang kita syukuri. Kita bisa mendapatkan manfaat dari tetangga yang banyak kebaikan.Demikian pula kekurangan tetangga pun harus menjadi ladang amal bagi kita.Karena, dia juga adalah saudara kita, yang harus kita bantu menjadi lebih baik dalam hidupnya.

Kita pun harus senang untuk melupakan, jangan merasa berjasa, merasa lebih. Karena, kalau kita banyak berharap dari tetangga kita, akan banyak terluka hati kita. Karena ingin dihargai, ingin dihormati,ingin dipuji, maka akan makin tertekan diri kita. Pendek kata merdekakan diri ini dengan banyak berbuat, bukan banyak berharap dari tetangga-tetangga kita.

Kita tidak akan pernah rugi dengan situasi apapun jika kita selalu bersikap benar di jalan yang Allah sukai. Tapi kita akan rugi kalau kita menjadi zalim kepada orang lain. Kalau kita berbuat kebaikan, maka kebaikan itu akan kembali kepada kita.Tetapi, kalau kita berbuat keburukan, maka keburukan itu pula yang akan kembali kepada kita.

Alangkah beruntungnya jika kita hidup dan bertetangga dengan orang-orang yang mulia. Walaupun rumah sempit, kalau tetangganya baik, akan terasa lapang. Dan, alangkah ruginya, jika rumah kita dikelilingi oleh tetangga-tetangga yang busuk hati. Walaupun rumah lapang,niscaya akan terasa sempit.

Kalau bisa diibaratkan, musik yang bagus berawal dari suara dan tangga nada yang berbeda-beda, namun kalau dipadukan akan menjadi indah. Artinya, kita tidak bisa mengharapkan tetangga-tetangga kita persis sama dengan kita. Bisa jadi perbedaan keadaan tetangga malah memperindah ahlak kita. Ada tetangga yang melimpah rizkinya, ada yang kurang rizkinya, ada yang berkedudukan tinggi, ada yang tidak berkedudukan, ada yang rumahnya di gang sempit (berdempet-dempet),ada yang bertipe menengah, perumnas, atau BTN, bahkan ada yang besar luas sampai tidak tahu tetangga kanan kiri. Ini adalah sebuah simponi yang kalau disikapi dengan niat yang indah, niscaya akan menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,"Hak tetangga ialah, bila dia sakit, kamu kunjungi. Bila wafat, kamu mengantarkan jenazahnya. Bila dia membutuhkan uang, maka kamu pinjami. Dan bila mengalami kesukaran/kemiskinan, maka jangan dibeberkan, aib-aibnya kamu tutup-tutupi dan rahasiakan. Bila dia memperoleh kebaikan, maka kita turut bersuka cita dan mengucapkan selamat kepadanya. Dan bila menghadapi musibah, kamu datang untuk menyampaikan rasa duka. Jangan sengaja meninggikan bangunan rumahmu melebihi bangunan rumahnya, lalu menutup jalan udaranya (kelancaran angin baginya). Dan janganlah kamu mengganggunya dengan bau masakan, kecuali kamu menciduknya dan memberikan kepadanya."

Inilah keadaan rumah Rasul, ketika beliau memasak maka tetangga yang mencium bau masakan tersebut ikut mendapat makanan. Namun,yang paling penting, kita melihat bahwa kebahagiaan kita itu bukan soal kita mendapat sesuatu atau tidak dari tetangga. Yang harus kita latih, kenikmatan bertetangga bukan mengharapkan sesuatu dari tetangga, tapi berupaya agar kita bisa berbuat yang terbaik untuk tetangga.

Tidak akan rugi berbuat baik pada tetangga. Makin tetangga merasa nikmat dengan kita, dengan sendirinya mereka akan ikut membelakita. Sehebat apapun kita, tetap butuh tetangga. Misalnya, kita punya saudara dokter, tapi saat anak sakit yang duluan menolong pasti tetangga. Punya saudara anggota pemadam kebakaran, jika kompor di rumah meletus, yang lebih dulu membantu memadamkan pasti tetangga. Punya saudara jendral atau polisi, datang maling ke rumah, lantas kita teriak, yang duluan ngejar juga tetangga.

Pertanyaannya, bagaimana kalau tetangga kita yang kurang baik ahlaknya? Ini juga bisa jadi ladang amal. Kalau dalam satu RT ada tetangga yang ahlaknya kurang bagus, kita jangan meladeni dengan hal yang sama, sebab nanti di tempat itu jadi ada dua yang sama jeleknya: dia dan kita.

Tetangga yang kurang baik, yang kurang bijaksana,harus menjadi ladang amal bagi kita. Kita berkewajiban memberi contoh bagaimana sikap bertetangga yang baik. Sikap emosional, sikap membalas dendam, hanya akan membuat kehidupan bertetangga bagai api disiram bensin. 

Bila kita sudah berusaha berbuat baik terhadap tetangga kita, namun ternyata tetangga kita berbuat sebaliknya, misalnya dia kurang mengetahui etika bertetangga, kita perlu pahami bahwa orang berbuat salah, berbuat jelek, belum tentu orang itu ingin berbuat zhalim. Ada orang berbuat salah karena dia merasa hal itu adalah benar menurut standar dia. Dia belum tahu, maka tugas kita adalah memberi tahu. Ada yang sudah tahu, tapi masih susah menghilangkan kesenangannya, maka kita bantu agar secara pelan tapi pasti dia bisa mengganti kesenangannya tanpa merugikan orang lain.

Sebagai pelajaran, hati-hati dalam berbuat. Jangan sampai tetangga merasa teraniaya. Yang paling penting adalah jangan hadapi tetangga dengan kebencian, karena kalau kita sudah benci kita akan cenderung menjatuhkan, menyakiti, membeberkan aib, dan semua ini tidak menjadi solusi.

Dalam hadits lain Rasul juga memerintahkan kita untuk selalu menghormati tetangga jika kita benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Akhir, seperti termaktub dalam hadits beliau di bawah ini; "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati tetangganya." (HR Bukhori)
Anjuran untuk menghormati tetangga, tentu maknanya amat luas. Menghormati berarti juga tidak menyakiti hatinya, selalu berwajah manis pada tetangga, tidak menceritakan aib tetangga kita, tidak menghina dan melecehkannya, dan tentu juga tidak menelantarkannya jika dia benar-benar butuh pertolongan kita. Rasululullah saw misalnya, melarang kita berbuat gibah (menjelek-jelekkan kehormatan) pada tetangga kita. Seorang sahabat bertanyapada Rasulullah, "Wahai Rasulullah, apakah gibah itu?" Beliaumenjawab; "Engkau menyebut sesuatu yang tidak disukai dari saudaramu." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
  
Mudah-mudahan dengan latihan hidup rukun dalam bertetangga, lingkungan akan bisa kita nikmati di dunia ini dan bisa menjadi amal untuk kelak di akhirat nanti. Ya Allah 'Azza wa Jalla,  jadikanlah kami warga yang baik bagi tetangga kami.

1 komentar:

  1. aamiin......semoga kita menjadi tetangga yang rukun dan saling menghormati,,,,dan memenuhi hak hak tetangga kita.

    BalasHapus