17 Agustus tahun 45, Itulah hari kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia…Merdeka !!!
Sekali merdeka tetap merdeka…Selama hayat masih di kandung badan…Kita tetap setia,tetap setia..Mempertahankan Indonesia…Kita tetap setia, tetap setia..Membela negara kita..
Ketua RT.01 BCA |
Dirgahayu negeriku tercinta Republik Indonesia yang pada hari ini
merayakan hari kemerdekaan ke 68. Kini Indonesiaku telah memasuki era
modern, namun tetap ada keceriaan yang tercipta berkat lomba-lomba 17
Agustusan sederhana yang diadakan di berbagai tempat di seluruh
Indonesia. salah satunya di komplek perumahan Bumi Cirebon Adipura RT.01 RW.08 BCA Pamengkang.
Terik matahari siang terasa panas, tampak terlihat banyak bocah-boca kecil ceria mengikuti lomba
tersebut. Panitia yang dimotori oleh para remaja menyiapkan segala sesuatu untuk perlombaan .Semua saling berbaur dalam indahnya merayakan Hari
Kemerdekaan, tak pandang dia anak orang berada ataupun anak orang tak
punya.
Karena perlombaan dilaksanakan pada siang hari, maka perlombaan tahun ini dilaksanakan di ujung Jl. Adipura Lestari VII yang sedikit rindang karena ada beberapa pohon mangga yang menaungi. Walaupun
lomba diadakan secara sederhana, namun kesederhanaan itulah yang bisa
membuat kebahagiaan pada tanggal 17 Agustus hari ini.
Berikut beberapa perlombaan yang dilombakan :
Berikut beberapa perlombaan yang dilombakan :
Lomba Lari
Lomba Bola Dandut Tingkat Anak-anak, remaja dan Orang Tua
Lomba ini terdiri dari 2 orang. Satu bola pingpong (atau bola
lain yang sejenis) diletakkan di kening kedua orang tersebut, sehingga
saling menekan agar bola tidak jatuh. musik dinyalakan & peserta
harus joget. Peserta yang bisa mempertahankan bolanya tidak jatuh itulah yang menang.
Lomba Balap Kelereng putra & putri
Inti
dari lomba ini adalah kecepatan dan keseimbangan dalam membawa kelereng.
Peserta diminta untuk menggigit gagang sendok dengan mulutnya dan menaruh
kelereng di sendok tersebut. Lari sampai ke garis finish tapi kelereng tidak
boleh jatuh dan tidak boleh di pegang menggunakan tangan.
Lomba Makan Krupuk
Lomba ini sangat populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Lomba yang satu ini bisa diikuti oleh segala usia, mulai dari anak-anak sampai orang tua. Pada lomba ini, beberapa kerupuk sudah digantung berjejer menggunakan tali. Nah, panjang tali biasanya disesuaikan dengan tinggi badan peserta. Para peserta harus menghabiskan kerupuk-kerupuk yang digantung secepat mungkin. Tantangan dari lomba ini adalah, peserta tidak diperbolehkan menggunakan tangan saat memakan kerupuk. Peserta hanya diperbolehkan menggunakan mulutnya.
Kerupuk
yang terikat pada seutas tali, dan digantung yang tingginya di atas mulut
peserta lomba. Aturan main, kedua tangan tidak boleh memegang tali/kerupuk,
untuk itu kedua tangan disembunyikan di belakang pinggang. Hebohnya, tali
gantungan kerap berayun akibat tarikan dari peserta lain.
Permainan ini mengajarkan kepada kita, di jaman penjajahan dulu rakyat mengalami kesulitan sandang, pangan dan papan. Untuk makan yang paling sederhana sekali pun mengalami kesulitan, akibat hasil panen penduduk diambil paksa oleh penguasa. Akibatnya, banyak rakyat yang kurang gizi bahkan mati kelaparan.
Lomba yang satu ini enggak kalah seru, dengan lomba lainnya. Meskipun terlihat mudah, tapi ternyata sulit juga. Setiap peserta sudah disiapkan sebuah paku yang menggantung di tali, kemudian diikatkan pada pinggang. Lalu mereka harus berlari menuju botol yang sudah disiapkan. Keseruan lomba ini terlihat saat peserta sibuk menghentikan paku yang bergoyang-goyang, untuk dimasukkan paku ke dalam botol. Nah, siapa yang cepat memasukkan paku, dialah yang juara !.
Lomba ngambil belut
Permainan ini memindahkan seekor belut ke tempat lain. Permainan ini mengajarkan , betapa pun sulit dan licinnya belut penjajah tetap harus diusir dari negeri ini. Perlu kesabaran dan ketekunan.
Lomba Balap Karung
Dulu, lomba ini biasa dilakukan oleh anak laki-laki. Tetapi, saat ini sudah banyak, anak perempuan yang berani juga beraksi di balap karung. Lomba ini mengharuskan peserta untuk berlari ke garis finish tetapi di dalam karung.
Pemain
masuk ke dalam karung, kemudian dengan lari dengan cara meloncat. Tidak jarang
pemain terjatuh berguling-guling. Karung ini mengingatkan pada saat dijajah
oleh Jepang. Sebagian besar rakyat mengalami penderitaan sangat berat, karena
bahan pakaian sengaja tidak didistribusikan sehingga yang tertinggal hanyalah
karung goni bekas.
Kain yang berserat kasar tersebut menimbulkan gatal-gatal di kulit karena sebagai sarang kutu. Filosofi menginjak-injak karung, kita meninggalkan pakaian yang sangat tidak pantas pakai tersebut. Ada makna lain dari balap karung yaitu betapa sulitnya berlari ketika kedua kaki terkungkung di dalam karung. Seperti kungkungan penjajah terhadap kebebasan rakyat untuk kemajuan bangsa Indonesia.
Lomba pukul air dalam plastik
Lomba ngambil koin dalam buah pepaya
Lomba ini hampir serupa dengan lomba makan kerupuk. Bedanya, para peserta harus mengambil koin-koin yang sudah disisipkan pada buah pepaya muda, semangka atau melon yang digantung. Nah, lagi-lagi, para peserta tidak diperbolehkan menggunakan tangan untuk membantu mengambil koin. Yang lebih seru lagi, biasanya buah-buah yang digantung sudah dilumuri arang yang dihaluskan dan dicampuri dengan minyak goreng warnanya hitam pekat. Wah, kebayang, dong, betapa belepotannya wajah para peserta yang sibuk mengambil koin
Pembagian Hadiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar